cover
Contact Name
Dedi Mulyadi
Contact Email
d3dimulya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
riset.geotek@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan
ISSN : 01259849     EISSN : 23546638     DOI : -
Core Subject : Science,
RISET (Indonesian Journal of Geology and Mining) welcomes article submissions dealing with Geology; Applied Geophysics; Mining.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 26, No 2 (2016)" : 6 Documents clear
VARIASI KANDUNGAN Pb DALAM KARANG PORITES KEPULAUAN SERIBU SELAMA PERIODE 1994-2005: PERUBAHAN TEMPORAL KANDUNGAN Pb DALAM AIR LAUT PERMUKAAN Sri Yudawati Cahyarini
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 26, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.573 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2016.v26.259

Abstract

Lead is one of the most contaminant for the environment, which is resulted from aerosol, industry, automobile exhaust etc. Predominant source of emission is identified to be leaded gasoline. Detail historical and trend of lead content in the environment is necessary to describe, in order to monitor the quality of environment. This requires long time series lead data. Coral can provide this data through analyzing the lead content in its skeleton. This study aims to analyze the lead content in coral skeleton from different sites i.e. Bidadari and Jukung island, the Seribu islands reef complex. Lead content in the inshore (Bidadari island) and offshore (Jukung island) corals are compared. The result shows that variation of Pb content in the inshore coral from Bidadari island is stronger correlated with the river discharge variation than lead variation from the offshore P. Jukung coral. This represent that the anthropogenic lead from the main land of Jakarta and surrounding area influences the inshore coral than the offshore coral. Timbal merupakan salah satu jenis polutan yang dapat dihasilkan karena emisi kendaraan bermotor, pabrik dan lain sebagainya. Bahan bakar kendaraan bermotor bensin (gasoline) teridentifikasi sebagai sumber dominan dari kandungan Pb di lingkungan. Untuk mengetahui kualitas lingkungan terhadap polutan timbal ini diperlukan data historis dari waktu ke waktu kandungan timbal baik di udara maupun di perairan. Karang mampu memberikan informasi historis kandungan Pb di perairan laut. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kandungan Pb dalam karang yang diambil dari beberapa lokadi di Kepulauan Seribu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa besaran debit sungai permukaan yang masuk ke wilayah perairan teluk Jakarta berpengaruh kuat terhadap kandungan Pb karang di perairan dalam (inshore) yaitu karang di Pulau Bidadari dibandingkan dengan karang yang dari wilayah laut terbuka (offshore) yaitu Pulau Jukung. Hal ini menggambarkan bahwa polutan Pb dari darat lebih kuat  mempengaruhi kondisi perairan inshore dibandingkan offshore.
MODEL KERENTANAN GERAKAN TANAH WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI SECARA SPASIAL DAN TEMPORAL Khori Sugianti; Sukristiyanti Sukristiyanti; Adrin Tohari
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 26, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2530.975 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2016.v26.270

Abstract

Spatial and temporal prediction of landslide hazard is required for hazard mitigation. This paper aims to present the results of areal slope stability modeling in Sukabumi Regency, considering the spatial characteristics of the slope and soil properties and temporal variation of rainfall. The modeling uses TRIGRS software to calculate the grid based slope safety factor with a size of 100 m x 100 m due to the infiltration of rainwater. Results of modeling show that landslide vulnerability of Sukabumi Regency is significantly influenced by topography and soil engineering characteristics. Meanwhile, the variation of rainfall intensity is the causative factor of temporal variation of landslide vulnerability. Based on the safety factor-based zonation, high vulnerability zone is  located in the District of Pelabuhan Ratu, Cikidang, Cisolok, Kabandungan, Parakan Salak, Nagrak, Cibadak, Gegerbitung, Nyalindung, Ciracap and Warung Kiara. Many previous landslides occurred in this susceptibity zone. Thus, this landslide susceptibility modelling may apply to a spatial mapping and temporal prediction of landslide hazard.Prediksi bahaya gerakan tanah secara spasial dan temporal diperlukan untuk mitigasi bencana gerakan tanah. Makalah ini bertujuan untuk menyajikan hasil pemodelan tingkat kerentanan gerakan tanah dengan mempertimbangkan karakteristik lereng dan kekuatan tanah secara spasial dan curah hujan harian secara temporal di wilayah Kabupaten Sukabumi. Pemodelan menggunakan perangkat lunak TRIGRS untuk menghitung faktor keamanan lereng berbasis grid dengan ukuran 100 m x 100 m akibat infiltrasi air hujan. Hasil pemodelan menunjukkan tingkat kerentanan gerakan tanah spasial di Kabupaten Sukabumi dipengaruhi oleh topografi dan karakteristik keteknikan tanah. Sementara itu, curah hujan kumulatif menjadi faktor pengontrol penyebab perubahan tingkat kerentanan gerakan tanah temporal. Berdasarkan nilai faktor keamanan lereng, daerah dengan kerentanan gerakan tanah tinggi tersebar di Kecamatan Pelabuhan Ratu, Cikidang, Cisolok, Kabandungan, Parakan Salak, Nagrak, Cibadak, Gegerbitung, Nyalindung, Ciracap, dan Warung Kiara. Tingkat kerentanan ini bersesuaian dengan lokasi-lokasi gerakan tanah yang terjadi di daerah-daerah tersebut. Dengan demikian, pemodelan kerentanan gerakan tanah ini dapat digunakan untuk membantu dalam memprediksi gerakan tanah secara spasial dan temporal.
DISTRIBUSI SPASIAL DAN TEMPORAL CURAH HUJAN DI DAS CERUCUK, PULAU BELITUNG Ida Narulita
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 26, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1220.042 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2016.v26.194

Abstract

Spatial and temporal distribution of rainfall was studied to obtain  a basic information on water resources management in the cerucuk watershed. The data used in this study are rainfall data of five rainfall stations in the study area. Spatial distribution of rainfall was prepared using isohyets methods. Temporal variability of rainfall were analyzed by statistical methods. Identification of rainfall variability index have determined and analyzed by statistical methods. The results showed that the spatial and temporal distribution of rainfall of Cerucuk watershed influenced by the topography. The annual cycle of rainfall have indicated equatorial type, where the peak rainfall occurs twice a year, in April and December. The monthly rainfall of Cerucuk watershed ranges from 160 mm to 600 mm with average annual rainfall was about 3320 mm. The spatial and temporal distribution of rainfall of Cerucuk watershed influenced by seasonal winds (monsoon), the ITCZ, topography and landuse changes. The annual rainfall, monthly rainfall intensity and monthly maximum rainfall of Buluh Tumbang rainfall station show a downward trend, while in Pilang station show a constant value. The tendency of temporal variation of rainfall, maximum rainfall and rainfall intensity of the stations are associated with land cover changes.Distribusi spasial dan temporal curah hujan dipelajari untuk memberikan informasi dasar dalam pengelolaan sumber daya air DAS Cerucuk. Dengan menggunakan data dari 5 stasiun curah hujan yang tersebar di daerah kajian, distribusi hujan spasial disusun menggunakan metode isohyet dan distribusi temporal dipelajari dengan metoda statistik. Identifikasi Indeks Variabilitas Hujan ditentukan dan dianalisis dengan metode statistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi curah hujan spasial bulanan dan tahunan di DAS Cerucuk dipengaruhi oleh topografi. Siklus curah hujan menunjukkan tipe ekuatorial, dimana puncak curah hujan terjadi dua kali dalam setahun yaitu pada bulan April dan Desember. Curah hujan rata-rata wilayah bulanan berkisar 160 mm - 600 mm, curah hujan tahunan wilayah rata-ratanya berkisar 3320 mm. Variasi temporal curah hujan DAS Cerucuk dipengaruhi oleh angin musim, ITCZ, dan topografi, dan perubahan tutupan lahan. Curah hujan rata-rata tahunan, intensitas hujan harian dan hujan maksimum harian rata-rata di Stasiun Buluh Tumbang menunjukkan kecenderungan turun, sementara di Stasiun Pilang menunjukkan nilai yang cenderung konstan. Kecenderungan variasi temporal dari curah hujan, hujan maksimum harian rata-rata dan intensitas hujan harian di kedua stasiun ini berhubungan dengan perubahan tutupan lahan.
STRUKTUR TINGGIAN DI SUB CEKUNGAN MAJALENGKA BERDASARKAN METODE GAYABERAT Dadan Dani Wardhana; Kamtono Kamtono; Karit Lumban Gaol
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 26, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/risetgeotam2016.v26.278

Abstract

Majalengka sub-basin in the eastern part of the Bogor Basin is mostly covered by thick volcanic deposits. However, oil and gas seepage appeared in the volcanic area. Due to seismic technology has not been able to penetrate the thick layers of volcanic rock, gravity is an alternative method to describe subsurface conditions in this area. Gravity method can determine the configuration of the basin based on different rock density. Identification of the structure and determination of structural high area is analyzed based on interpretation of gravity anomaly, residual anomaly, gradient analysis and 3D modeling of the gravity. Vertical gradient technique was used to determine the position of fault structure, while the Second Vertical Derivative (SVD) to determine the type of fault. A 3-dimensionals model was made to determine the distribution and geometry of the basin. The results showed that the structures control the formation of the basin is in the form of northwest-southeast reverse fault, east-west and southwest-northeast shear fault. The depth of the basement in the study area is between 2700-5000 m. These gravity analysis provide the information of structural highs that allow the presence of hydrocarbon trap: Kadipaten- Majalengka and Ujungjaya-Babakan Gebang High.Sub-cekungan Majalengka termasuk dalam Cekungan Bogor bagian timur yang   sebagian besar tertutup oleh endapan vulkanik yang cukup tebal.  Namun demikian cekungan ini mempunyai rembesan minyak dan gas yang banyak muncul di area vulkanik. Hingga saat ini, teknologi seismik belum mampu menembus lapisan vulkanik tebal untuk mengungkap konfigurasi lapisan batuan di bawahnya. Oleh karena itu digunakan metode gayaberat sebagai metode alternatif dalam menggambarkan kondisi bawah permukaan yang tertutup batuan vulkanik. Gayaberat adalah salah satu metoda geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui konfigurasi cekungan berdasarkan perbedaan parameter fisis densitas batuan. Identifikasi struktur dan penentuan area tinggian dilakukan berdasarkan interpretasi dari peta anomali gayaberat dan anomali residual, analisis teknik gradien dan pemodelan 3D gayaberat. Teknik gradien vertikal digunakan untuk menentukan posisi struktur sesar sedangkan Second Vertical Derivative (SVD) untuk menentukan jenis sesar. Model 3-dimensi dibuat untuk menentukan sebaran dan geometri cekungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur yang mengontrol pembentukan cekungan adalah berupa sesar naik arah baratlaut-tenggara, sesar geser arah barat-timur dan baratdaya-timurlaut. Kedalaman basement pada daerah penelitian antara 2700-5000 m. Peta anomali Bouguer, anomali residual dan model 3D gayaberat memberikan informasi terdapat tinggian yang memungkinkan terdapatnya perangkap hidrokarbon, yaitu Tinggian Kadipaten–Majalengka dan Ujungjaya-Babakan Gebang.
ZONA PERMEABEL DI KAWAH GUNUNG PAPANDAYAN BERDASARKAN GAS RADON DAN THORON Heri Nurohman; Hendra Bakti; Sri Indarto; Haryadi Permana; Anita Yuliyanti; Andrie Al Kausar; Eddy Z. Gaffar
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 26, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1368.021 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2016.v26.274

Abstract

One of the methods used in geothermal exploration is to take advantage of the presence of radon in nature. In this study, we measured radon and thoron in Papandayan Volcano area, which was assumed to have a high geothermal potential. Measurements were carried out in around the crater of the volcano by using Rad7 on soil and water. The duration of measurement in each point is 15 minutes at a depth of 75 cm with a sniff mode. The result indicated that the concentration of radon gas is relatively high. The high concentration might be interpreted as the permeable zone, which associated with the zone of faults or fractures. The results also showed relatively high concentrations of radon gas around the east and the west of the crater. This concentration reflects the presence of permeable zones that may be associated with the southwest trending fault - northeast and also the presence of the caldera boundary. The continuity of permeable zone below the surface was interpreted based on the thoron- radon ratio (220Rn / 222Rn). A high ratio (indicating the source of radon shallow) found in the northern ridge of the Papandayan crater.Salah satu metode yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi panasbumi adalah dengan memanfaatkan keberadaan gas radon alam. Dalam penelitian dilakukan pengukuran gas radon dan thoron di lokasi Gunung Papandayan karena daerah ini diduga memiliki potensi panas bumi yang tinggi. Kegiatan pengukuran dilakukan di sekitar kawah Gunung Papandayan dengan menggunakan alat Rad7 pada media tanah dan air. Lama pengukuran pertitik adalah 15 menit pada kedalaman 75 cm dengan mode sniff. Hasil pengukuran menunjukkan konsentrasi gas radon yang relatif tinggi, yang dapat diinterpretasikan sebagai keberadaan zona permeabel, berkaitan dengan adanya zona rekahan atau patahan. Hasil pengukuran menunjukkan konsentrasi gas radon yang relatif tinggi di sekitar tebing kawah timur dan barat. Konsentrasi tersebut mencerminkan keberadaan zona permeabel, yang mungkin berasosiasi dengan patahan berarah baratdaya – timurlaut, dan juga keberadaan batas kaldera. Kemenerusan zona permeabel sampai ke bawah permukaan dianalisa berdasarkan rasio thoron/radon (220Rn/222Rn). Rasio tinggi ditemukan (menunjukkan sumber radon dangkal)  dipunggungan utara kawah Papandayan.
PENGARUH AIR LAUT PADA AIRTANAH TIDAK TERTEKAN DI WILAYAH UTARA KOTA DAN KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN Wilda Naily; Sudaryanto Sudaryanto; Dadan Suherman
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 26, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1686.32 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2016.v26.276

Abstract

Serang Municipality and Serang Regency in Banten Province are the buffer zones area of capital city Jakarta. Population growth in Serang Municipality in the year of 2010-2012 was 2.91%, and in Serang Regency in the year of 2000-2010 was 1.43%. It is eminent that increase of population would increase the consumption of water. The freshwater from unconfined aquifer is an alternative supply for domestic need, in addition to the supply from water utilities (PDAM). However, uncontrolled water pumping would cause the declining of water table; then influenced of seawater might occur. This study was conducted to determine whether the unconfined groundwater has been influenced by seawater. The study consisted of groundwater observation, measurement and groundwater collection (20 samples collected). Then, the samples were analyzed in laboratory, which consisted of flame photometric, volumetric, and visible spectrophotometric. Results showed that District of Pontang, Kasemen, Ciruas, and some areas in Kramawatu and Serang are the areas that were most affected by seawater. One location, SRG 33, in Tembakang village, Pontang District, has the highest content of electro-conductivity, salinity, sodium, chloride, and magnesium. That indicates that groundwater in this location is the most influenced by seawater.Kota dan Kabupaten Serang adalah dua wilayah yang terletak di Provinsi Banten, sebagai daerah penyangga Ibu Kota Jakarta. Pertumbuhan penduduk di Kota Serang pada tahun 2010-2012 mulai menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi sebesar 2,91% dan di Kabupaten Serang dari tahun 2000-2010 sebesar 1,43%. Jumlah penduduk yang meningkat berdampak meningkatnya konsumsi air yang dibutuhkan. Airtanah tidak tertekan dapat menjadi alternatif penyedia air bersih selain PDAM, namun pengambilan airtanah tidak tertekan yang tidak terkendali dapat berpotensi menimbulkan penurunan muka airtanah (MAT), sehingga dapat memicu adanya pengaruh air laut ke airtanah tidak tertekan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas airtanah tidak tertekan telah terpengaruh oleh air laut. Penelitian meliputi pengamatan, pengukuran dan pengambilan 20 conto airtanah, metode analisis berupa fotometri nyala, volumetri, dan spektrofotometri sinar tampak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa lokasi yang telah terpengaruh oleh air laut secara umum terdapat di Kecamatan Pontang, Kasemen, Ciruas, sebagian Kecamatan Kramatwatu dan Serang. Satu lokasi di titik SRG 33 di Kp. Tembakang, Kecamatan Potang mempunyai kandungan DHL, salinitas, natrium, klorida, dan magnesium tertinggi dibanding lokasi lainnya, ini menunjukkan bahwa titik ini telah terpengaruh oleh air laut. 

Page 1 of 1 | Total Record : 6